News Details

  • 25-07
  • 2012

TRANSPARASI DAN KEJUJURAN - SOSIALISASI SDA YANG SERING DISALAH PAHAMI

Pemaparan Prof Dr HL Ong pada seminar IAGI Dinner Talk tentang 11 langkah pemanfaatan energi di Indonesia  berjudul " Sebelas prioritas yg komprehensif dalam menanggapi tantangan permintaan energi dan subsidi yg terus membengkak" sangat menarik bahkan memberikan penceraan baru kepada anggota IAGI yang hadir dalam acara ini. Ke-sebelas langkah prioritas itu adalah : Low cost (Short term)
  1. Transparansi dan kejujuran Informasi
  2. Sosialisasi dan pengikut sertaan
  3. Hemat dan pelit energi
  4. Efisiensi sebagai sumber energi
  5. "Windfall and exceptional profit" perlu dikejar
  6. Belum waktunya ikuta "green"
  7. Policy gas yang prudent: Market Price
High cost (Long term)
  1. Pemanfaatan batubara kalor rendah untuk listrik
  2. Appliend research dan inovasi untuk lapangan mature
  3. Menggalakkan eksplorasi Indonesia Timur dan laut dalam
  4. Alternatif energi atau supplementary fuel
Catatan seminar Pak Ong (Anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia)
Anggota IAGI yang saya hormati, Dua usulan pertama dari 11 prioitas yang saya kemukakan dalam ceramah saya untuk menanggulangi subsidi BBM, adalah (1) Transparansi dan kejujuran informasi, dan (2) Sosialisasi dan pengikut sertaaan. Kedua persaratan inilah yang saya anggap IAGI bisa memegang peranan penting. Sosialisasi perlu diterangkan oleh anggota IAGI kepada masyarakat luas bahwa energi itu akan habis (depleted), bahwa energi itu mahal, bahwa energi itu susah dicari, bahwa Indonesia telah menguras migas lebih dari 125 tahun. Dengan demikian kita harus hemat dan pelit energi. Dan masyarakat luas sampai kedaerah-daerah harus diikutsertakan, semacam multi-level-marketing. Universitas didaerah perlu dilibatkan dengan pelajaran-pelajaran tentang industri perminyakan dan konservasi energi. Universitas meneruskan ke Pemda dan seterusnya ke masyarakat luas. Transparansi dan kejujuran data adalah syarat mutlak. Sengaja atau tidak, banyak orang termasuk anggota profesional seperti IPA., HAGI, IATMI, dan IAGI, sering mengemukakan hal-hal yang menjadi kepentigan perusahaan mereka hingga dengan tidak sengaja telah mennyesatkan pemgambil keputusan policy energi. Anggota professi, tanpa sengaja selalu mengatakan bahwa kalau dicari migas pasti ditemukan. Berikan kami kemudahan untuk investasi. Kami akan terapkan teknologi dan management terbaru dan kita akan dapatkan minyak. Mereka memberikan contoh-contoh keberhasilan seperti Kodeco dan Cepu, dua lapangan tua yang cadangannya bertambah cukup besar. Pembuat policy energi seperti anggota DPR dan Penjabat, mengangap bahwa International Oil Company masuk Indonesia dan berani mengebor sumur eksplorasi dengan biaya puluhan juta dolar. Kesimpulan mereka simple, IOC berani mengeluarkan jutaan dollar, pasti Indonesia kaya dan mineral resources berlimpah. Hal-hal inilah yang perlu diluruskan oleh IAGI serta anggota professional lainnya yang mengerti tentang high risk dan high reward yang menjadi ciri khas industri perminyakan. Kedua usulan tsb. adalah sesuatu yang kita semuanya harus kerjakan dalam menanggulangi subsidi. Kedua usulan ini relatip murah hingga dapat dikerjakan langsung. Selain itu, sosialisai dan pengikut sertaan masyarakat luas juga perlu dilakukan secepatnya sebelum Pemerintah menaikkan harga BBM. Masyarakat luas perlu diberi penerangan hingga nantinya tidak timbul gejolak. Daerah perlu didatangi. IAGI adalah organisasi yang tepat karena sudah biasa bergerak didaerah. IAGI sebaiknya menawarkan jasanya kepada Pemerintah untuk melakukan sosialisasi. Geologist yang sudah pensiun maupun yang baru lulus yang memerlukan pekerjaan dapat di mobiliser. Untuk ini IAGI kemungkinan besar bisa mendapat pendanaan dari Pemerintah Salam HL Ong