News Details

  • 24-09
  • 2012

500 GEOLOG DAN 150 PAPER RAMAIKAN PIT IAGI KE 41

Sejarah Itu Tidak Pernah Usang Untuk Terus Dipelajari Itulah kira-kira semangat dan citra yang terpancar dari Pertemuan Ilmiah tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia ke 41 yang diselenggarakan di Yogyakarta 17-20 September 2012. [caption id="attachment_361" align="alignleft" width="300" caption="Pemukulan Gong Pembukaan oleh Sri Sultan HB X"][/caption] Seperti diketahui, Pertemuan Ilmiah tahunan Ikatan Ahli Geologi Indonesia kali ini dibuka oleh Sri Sultan HB X, Gubernur DIY melibatkan lebih dari 500 peserta, baik dari kalangan profesional, akademisi, pegawai instansi pemerintah hingga mahasiswa dari seluruh Indonesia. Seperti tradisi sebelum sebelumnya tidak ketinggalan ahli-ahli geologi Indonesia yang bekerja di luar negeripun ikut hadir dalam acara ini. Dengan tema “Geology Living with Harmony” acara ini juga ramaikan dengan diskusi panel, dimana keynote speech (pembicara kunci) hadir dari Menteri ESDM serta panel presentasi tentang kebencanaan yang dari kalangan pemerintahan. Menteri Pertahan Purnomo Yussgiantoro yang dijadwalkan datang digantikan salah satu Staff Ahli. Staff Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial Dan Bencana Andi Arief, Kepala Badan Geologi Dr R Sukhyar, Sugeng Tri Utomo dari BNPB masing-masing mewakili tugas pokok dan fungsi kebencanaan secara Bergiliran memberi paparan. Dari kalangan geologis dua pakar kebencanaan Danny Hilman dan Andang Bachtiar. Dalam panel ini banyak perspektif baru muncul. Dari mitigasi bencana dan pertahanan negara, evolusi bumi yang masih terus berjalan, menghitung kerentanan dan resiko, periode pengulangan bencana, hingga surut dan majunya peradaban menjadi magnit bagi peserta, memacu diskusi yang bermutu. Seebelumnya, pada malam ramah-tamah serta pembukaan acara PIT yang diselenggarakan di Hotel Melia Purosani ini juga diisi acara pemberaian penghargaan IAGI kepada dua anggota IAGI yang berprestasi. Terpilih sebagai penerima penghargaan Yanto R Sumantri dan Rab Sukamto. IAGI dalam kesempatan tersebut juga memberikan penghargaan khusus kepada KOMPAS yang dinilai oleh Badan Kehormatan IAGI telah memberikan sumbangan penyebaran kesadaran akan kondisi kebumian Indonesia melalui program “Cincin api – Ring of Fire” Yang patut dibanggakan dalam tiga hari seminar paralel, telah. dipresentasikan lebih dari 150 makalah ilmiah dan poster yang meliputi pembahasan pemanfaatan sumberdaya alam, mitigasi serta konservasi lingkungan. “Ahli Geologi sudah semestinya tidak hanya berkonsentrasi pada pemanfaatan sumberdaya, atau ekstraksi saja. Ahli geologi juga bertanggung jawab pada masalah mitigasi bencana serta konservasi penyelamatan lingkungan”, ujar Rovicky Dwi Putrohari Ketua Umum IAGI dalam sambutan pembukaan. Selain diskusi dalam panel presentasi, IAGI juga menyelenggarakan kursus tehnis untuk anggotanya termasuk kursus vulkanologi serta training khusus yang diperuntukkan pada guru-guru SMU yang berupa pengenalan ilmu kebumian. Kursus untuk guru-guru SMU ini merupakan salah satu kerja sosialisasi ilmu kebumian yang sudah lama dijalankan oleh Pengda IAGI Yogya. Pada acara penutupannya Ketua Umum IAGI, Rovicky Dwi Putrohari mengingatkan pada seluruh anggotanya untuk terus berkiprah secara profesional dan tidak melupakan tiga pilar aplikasi ilmu kebumian yaitu Ekstraksi-Mitigasi-Konservasi. ” Untuk acara PIT IAGI tahun depan kita akan gelar di Medan, sekaligus ingin mempromosikan Toba-Geopark,” pungkas alumni UGM yang akrab dengan panggilan RDP.