News Details

  • 18-05
  • 2020

MGTI TALK SERIES 02 : "SFM CAMERA FOR 3D GEOLOGICAL MODELLING"

MGTI Talk Series merupakan salah satu program kerja MGTI IAGI yang kegiatannya dapat dilakukan menyesuaikan waktu dan tempat. Kondisi sekarang ini sesuai himbauan dari pemerintah tentang adanya Covid-19 maka masyarakat dianjurkan untuk berkegiatan di rumah (#dirumahaja), dengan adanya kondisi tersebut maka MGTI Talk Series menjadi pilihan yang sangat cocok untuk tetap mengadakan kegiatan sharing ilmu dengan para narasumber yang memang ahli di bidangnya.

Kesuksesan acara MGTI Talk Series 01 dengan tema yang menarik, MGTI Talk Series 02 juga banyak diminati oleh para sahabat MGTI dan masyarakat geologi pada umumnya. MGTI Talk Series 02 yang mengangkat tema “SfM Camera for 3D Geological Modelling” dengan narasumber Bapak Irwan Susilo (PT. Geospasia Wahana Jaya) dan Bapak Agung Setianto (Teknik Geologi FT UGM) dan di moderator oleh Bapak Zufialdi Zakaria (Teknik Geologi Unpad) sudah terlaksana dengan sukses dan lancar pada tanggal 12 Mei 2020. Antusias peserta webinar sudah terlihat dari pembukaan pendaftaran di awal, seminar ini diikuti oleh kurang lebih 200 peserta dari kalangan akademisi maupun professional.

Sesuai dengan jadwal yang sudah tertera pada posternya, kegiatan tersebut dilaksanakan pada pukul 14.00 dengan dibuka oleh moderator. Sebagai langkah awal tidak lupa kami semua memanjatkan doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing untuk mendoakan keadaan di Indonesia yang sekarang ini sedang dilanda musibah berupa virus.

Sesi pertama disampaikan oleh Bapak Irwan Susilo dengan judul “Peta Zona Potensi Longsor Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo”. Pada awal pemaparan dijelaskan tentang apa yang menjadi latar belakang suatu daerah mempunyai tingkat potensi rawan longsor yaitu perlu adanya pemetaan potensi rawan longsor, adanya informasi tata guna lahan, dan adanya kebutuhan pemukiman yang dibangun oleh masyarakat sekitar. Latar belakang tersebut kemudian disesuaikan dengan peraturan menteri PUPR dalam implementasinya. Salah satunya peraturan menteri yang dibahasa adalah Permen PU N0.22/PRT/M/2007 tentang pedoman penataan ruang kawasan rawan bencana.

Pemaparan berlanjut pada faktor apa saha yang dapat menyebabkan terjadinya longsor. Secara umum faktor penyebab terjadinya longsor yaitu faktor pengontrol dan faktor pemicu (Karnawati, 2007). Fator pemicu atau pendorong yang paling banyak disebutkan adalah adanya intensitas dan curah hujan yang tinggi di suatu daerah. Salah satu studi kasus yang disampaikan dalam pemaparan yaitu di Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo. Terdapat kurang lebih 17 parameter yang dianalaisis untuk dapat menentukan zona rawan longsor di daerah tersebut. Hasil dan kesimpulan dari analisis tersebut menunjukan sebelah timu laut (Desa Banaran) mempunyai tingkat potensi kerawanan terhadap longsor yang tinggi, bagian tengah daerah penelitian (Desa Wayang, Munggung, dan sekitarnya) mempunyai tingkat kerawanan longsor sedang, dan sebelah barat daya (Desa Plunturan, Wotan, dan sekitarnya) mempunyai tingkat kerawanan terhadap longsor yang rendah. Hasil tersebut tentunya merupakan hasil yang didapat dari analisis, kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat di daerah dengan potensi longsor menjadi kunci agar terhindar dari kerugian fisik maupun materi.

Setelah pemaparan selesai, diadakan sesi diskusi dengan narasumber pertama. Tercatat ada 6 pertanyaan yang disampaikan oleh para peserta yang berkaitan dengan judul yang disampaikan narasumber pertama. Sesi diskusi berlangsung selama kurang lebih 20 menit dengan pertanyaan terakhir disampaikan oleh Bapak Iqbal tentang kesusaian parameter yang dianalisis dengan hasil dari analisis tersebut.

Acara berlanjut pada sesi kedua, pemaparan akan disampaikan oleh Bapak Agung Setianto dengan judul “Aplikasi Lidar dan Metode Structure from Motion untuk Bidang Geologi”. Awal pemaparan dijelaskan bagaimana konsep dasar dari penggunaan remote sensing untuk analisis geologi berdasarkan pada GIS (Setijadji, 2005). Sumber data yang sangat bagus digunakan dalam analisis remote sensing ini adalah LIDAR. Salah satu kelebihan LIDAR adalah menyajikan informasi yang detail yaitu akurasi sampai dengan ukuran cm dan mampu diakusisikan dengan foto udara. Kekurangannya adalah data relatif lebih mahal dan ukuran data yang sangat besar (untuk keterangan LIDAR lebih lengkap bisa di download materi presentasi di FB MGTI).

Data LIDAR tentunya akan sangat bermanfaat apabila digunakan untuk keperluan perusahaan yang sangat krusial, tetapi untuk kalangan akademisi yang pada umumnya sering memanfaatkan data open source terdapat pilihan yang menarik untum diterapkan yaitu dengan metode structure from motion. Metode ini memanfaatkan kamera dslr untuk mengambil gambar diskontinuitas pada singkapan batuannya. Semakin rapat pengambilan gambar dan semakin banyak sudut gambar yang diambil, maka akan semakin baik juga data yang akan dihasilkan. Data tersebut bisa ditampilkan dalam bentuk 3D untuk mempermudah melihat diskontinuitas massa batuan dan interpretasi yang akan dilakukan selanjutnya.

Setelah selesai pemaparan, moderator mempersilahkan peserta untuk mengajukan pertanyaan. Terdapat 7 pertanyaan dari peserta yang sangat bagus untuk kemudian dijadikan bahan diskusi. Kurang lebih sesi diskusi berlangsung selama 20 menit. Melihat antusias peserta yang masih sangat tinggi, sesi diskusi dilanjutkan hingga pukul 16.30. Terakhir, moderator mempersilahkan semua peserta mengaktifkan videonya untuk dapat mendokumentasikan kegiatan beserta foto semua pesertanya.

Catatan materi dari kegiatan ini adalah: 1) Pembuatan peta zonasi kerentanan gerakan tanah menjadi langkah awal menjadikan masyarakat lebih waspada terhadap keadaan di lingkunganna, 2) Metode dalam membuat peta zonasi sudah banyak diterapkan, salah satunya adalah metode AHP yang berdasarkan judgment expert, 3) Pemanfaatan data citra sangat membantu dalam melakukan analisis terutama untuk daerah yang sangat susah dijangkau, 4) Data dengan akusisi yang bagus dapat diperoleh dari alat yang ada di sekitar kita dengan biaya yang relatif lebih murah salah satunya yaitu kamera dslr.

Catatan untuk keseluruhan kegiatan ini adalah: 1) Kegiatan berjalan sukses dan lancar dengan atusias yang sangat tinggi dari pesertanya, 2) Materi kegiatan ini dibuka untuk umum dan dipersilahkan download via FB MGTI, 3) Terimkasih kepada semua pihak yang sudah menyempatkan dan meluangkan waktunya untuk mengikuti kegiatan MGTI Talk Series.

Ikuti dan pantau terus kegiatan MGTI IAGI lainnya, informasi dapat diperoleh dari grup WA dan FB MGTI IAGI. Semoga semua dalam keadaan sehat selalu dan bisa berkumpul dengan keluarganya masing-masing, teriring doa untuk kesembuhan Indonesia dari musibah Covid-19. Allahumma Aamiin (Dika-MGTI IAGI-2020/Biro media internal IAGI).