News Details

  • 17-01
  • 2015

IAGI-MGEI CARE: BANTUAN KORBAN LONGSOR DUSUN JEMBLUNG, KARANGKOBAR, BANJARNEGARA (BAGIAN 2)

17 Desember 2014 1. Memberikan informasi di setiap apel pagi untuk para relawan agar pencarian korban dapat terfokus Seperti biasa setiap pagi kita melakukan apel pagi yang dipimpin oleh masing-masing komandan tim disetiap sektornya, kegiatan ini dimulai pukul 7.00 WIB dan diteruskan langsung menuju lokasi evakuasi. Apel ini menekankan fokusnya daerah target dan tidak lupa mengingatkan safety, serta mengecek peralatan yang akan dipakai. Setiap komandan tim bertanggung jawab untuk mengawasi pekerjaan dilapangan dan memberikan intruksi oleh setiap petugas yang akan bekerja dilapangan. Kami disini bertugas untuk memberikan informasi titik evakuasi yang harus di lakukan pengevakuasian terpusat. Agar waktu yang ada pun bisa dimanfaatkan dengan baik oleh tim untuk menemukan korban, setiap sektornya pun kami fokuskan titik evakuasinya. Mana titik yang harus didahulukan untuk menemukan jenasah, dan kami pun memberikan masukan agar beberapa titik yang menurut kami susah dengan manual, kami meminta agar alat berat berada di titik yang sulit dijangkau oleh tenaga manual, karena lumpur yang ada terlalu dalam sehingga membutuhkan alat berat, dan tenaga manual difokuskan di tempat yang menurut kami korban yang terjebak tidak terlalu dalam. 2. Menyusuri semua area longsor untuk melakukan pengamatan secara detail Kami melakukan penyusuran disemua titik TKP sehingga kami dapat merekontruksi dan mengetahui bagaimana skema longsor yang terjadi dan dimana titik terfokus yang harus diupayakan oleh tim evakuasi untuk pencarian korban. Areal ini sulit dijangkau karena lumpur sangat banyak sehingga perjalanan pun sangat terganggu. Kami di bantu oleh tim evakuasi lainnya untuk melalui jalan yang sulit dengan pembuatan jembatan dll. Volume longsor yang terjadi sangat besar sehingga kami harus menyusuri setiap lokasi dengan penuh hati-hati dan pengawasan tidak hanya berjalan kami pun dibantu untuk menyebrang dengan excavator. Jika pengamatan selesai kami pun langsung berdiskusi dengan komandan tim evakuasi agar informasi yang kita dapat dapat juga berguna untuk mereka. Pengamatan yang kita lakukan adalah dengan mengamati keadaan longsoran yang ada, pengamatan batuan dan tanah, pengamatan arah longsoran, pengamatan sungai dan jalan, pengamatan sisa bangunan dan rumah, pengamatan posisi ditemukannya korban, pengamatan daerah perbukitan yang mengalami perubahan akibat longsor yang terjadi, serta menganalisa citra satelit dan juga mengamati pergerakan korban dari lokasi awal dan tempat ditemukannya. 3. Ikut melakukan evakuasi korban longsor di sektor 1 dan sektor 2 Beberapa titik evakuasi di sektor 1Beberapa titik evakuasi di sektor 2 4. Rapat dan memaparkan pengamatan yang ada kepada wakil bupati, Dandim, Polisi, DPRD, Tim Relawan, Basarnas, kepada desa dan tokoh masyarakat Rapat ini membahas diantaranya keadaan pengungsi, meninggalnya seorang operator ekskavator karena terpeleset, situasi lokasi TKP dan keadaan jenasah serta normalisasi jalan banjarnegara - pekalongan. Rapat ini berlangsung 2 jam, semua elemen memaparkan masing-masing tugas dan tanggung jawabnya. Rapat ini berlangsung dibelakang posko ngalian. Situasi rapat dan posko pengungsi dusun jemblung 18 Desember 2014 1. Rapat koordinasi dengan tim SAR mengenai fokus kegiatan hari ini Rapat koordinasi selalu dilakukan setiap kegiatan evakuasi selesai. Tim sar memberikan informasi dimana titik korban ditemukan, kemudian kami melakukan rekontruksi untuk pencarian korban selanjutnya. 2. Kegiatan Evakuasi tidak bisa berlangsung penuh karena terganggu hujan Kegiatan evakuasi hanya berlangsung sampai jam 12.00 WIB karena hujan yang terjadi di derah tersebut, tim tidak ingin mengambil resiko sehingga kegiatan langsung dihentikan. Setiap kegiatan evakuasi perharinya susah diprediksi karena cuaca disana pun sangat tidak stabil, sehingga jika hujan mulai datang, tim evakuasi pun langsung bergegas kembali ke posko. Tetapi petugas dapat pembagian tugas, tidak hanya menngevakuasi korban, ada petugas yang bertangung jawab untuk melakukan pembersihhan sistem drainase dan melakukan penyedotan air agar air mengalir sehingga tidak terjadi longsoran susulan. 3. Rapat Koordinasi Pada malam hari bertempat di SMA Negeri Karangkobar dilakukan Rapat koordinasi dengan keseluruhan tim tanggap darurat dipimpin bupati Banjarnegara diikuti seluruh unsur SAR dan camat serta DPR dan DPRD, Danrem dan Dandim. Termasuk didalamnya pemaparan dari PVMBG pak Kristianto yang memaparkan hasil pengamatan potensi longsor di lokasi bencana dan didaerah sekitarnya serta saran serta rekomendasi untuk melakukan relokasi pada titik-titik potensi longsor tinggi. Iwan munajat memaparkan hasil rekontruksi dan skema longsoran yang terjadi di derah tersebut dan sangat membantu untuk evakuasi korban longsor yang dilakukan oleh tim evakuasi serta relawan yang terlibat. Rapat ini juga membahas bagaiman keadaana yang terjadi di masing – masing kecamatan yang tersebar di seluruh banjarnegara tentang longsor dan keadaan masyarakat serta apa yang dibutuhkan di masing – masing kecamatan yang dipaparkan oleh masing – masing camat yang ada. Dan juga membahas kebutuhan apa saja yang membantu untuk evakuasi dan para pengungsi yang ada, rapat ini dimulai dari pukul 20.00 dan berakhir di pukul 01.00 WIB berlangsung di aula SMA Negeri Banjarnegara dan dihadiri lebih dari 50 orang. Kegiatan rapat koordiansi yang berlangsung di aula SMA NEgeri Banjarnegara Infomasi korban untuk didusun jemblung 135 orang yang meninggal 32 orang, belum ditemukan 43 orang, 35 rumah ancur dan 60 orang masih hidup. Korban yang diketemukan sampai tanggal 18 desember 2014 sejumlah 86 orang dan dari dusun jemblung hanya 32 orang dan sisanya dari desa lain dan orang lain yang sedang lewat. Kecamatan karangkobar penduduk yang mengungsi sebanyak 1873 orang. Kecamatan kalibening terjadi 5 titik longsor. 99 KK, 334 jiwa telah mengungsi tanggal 17-12-2014 dan pada tanggal 18-12-2014 yang mengungsi tinggal 25 jiwa yang lain memberanukan diri untuk kembali kerumahnya. Tanah turun di kec, kalibening sudah 60 cm dan beberapa rumah sudah mulai retak khususnya di dekat kali sat dan kali bongbong. Kecamatan wanayasa ada 77 jiwa dari desa sampang yang mengungsi diwanayasa. Ada 5 korban yang meninggal akibat longsor yang ada diwanayasa khusunya di dusun pencil. Dusun pencil sendiri terdapat 3 RT 146 jiwa (36KK) sudah mengungsi hanya menunggu sampai rumahnya direlokasi. Jalan yang amblas sudah tidak bisa dilalui. Dan di desa pandansari sudah ada 79 orang pengungsi (19kk), masyarakat mengungsi karena takut ada pergerakan tanah yang terjadi di sekitar rumahnya. Rencana relokasi yang terdapat di desa karangtengah luas tanahnya 19.382m2. Kecamatan bungelam, dusun slimpet desa telaga ada 4 RT jumlah jiwa 589 (154 kk) terkena longsor. Kecamatan panjawaran terdapat 17 desa hanya 2 desa yang sudah mengalami pergerakan tanah yaitu dusun bandungan yang terdiri dari 430 kk yang mengungsi 25 kk (83 jiwa) dan giritirta yang teridri 26kk (74 jiwa) sudah mengungsi. Kecamatan banjarmangu didesa sijeruk terdapat 15 rumah retak, 6 rumah dibongkar dan 29 jiwa mengungsi, dan di desa beiji dan sigebluk pengungsi sejumlah 1 kk. Kesimpulan yang dibuat oleh wakil bupati adalah untuk evakuasi akan diteruskan sampai tanggal 21 – 12 – 2014 dan sambil akan musyawarah kepada para ahli waris apa akan diteruskan unt pencarian apa akan distop. Jumlah pengungsi otentik hanya dari dusun jemblung dan yang lain hanya terancam longsor. Rekomendasi dari PVMBG untuk desa krakal dan kranjan tidak boleh pulang, karena ditakutkan terjadi longsor. Di desa ambal diperlukan air bersih dan MCK, beliau menginginkan agar posko ditertipkan karena banyak posko yang sudah tidak ada pengungsinya dan juga mentertibkan bantuan yang akan jatuh pada puncaknya di sabtu dan minggu ini, dan tim yang bertanggung jawab untuk menerima bantuan untuk mohon dibuka dahulu karena sudah ditemukan bukti bahwa makanan sudah ingin expire. Beliau juga membahasa masah relokasi, huntara dan santunan bagi yang meninggal dunia. Tim SAR menginginkan beberapa hal kelengkapan yang harus dilengkapi secepatnya antara lain sarung tangan, masker dan cairan disenfektan, karena korban banyak yang ditemukan sudah mulai mengeluarkan cairan dan membusuk. 4. Pengamatan daerah diluar TKP Tidak hanya dilokasi TKP kami juga melakukan pengamatan di jalan yang amblas yang merupakan jalan utama menuju desa sampang dusun jemblung kecamatan karangkobar. Jalan ini berada + 25 meter dari posko induk yang ada. Yang terjadi adalah pergeseran dan rekahan yang semakin membesar. [caption id="attachment_2065" align="aligncenter" width="625"]Keadaan jalan yang amblas yang merupakan jalan utama penghubung dusun jemblung Keadaan jalan yang amblas yang merupakan jalan utama penghubung dusun jemblung[/caption] EVALUASI DAN REKOMENDASI 1. Dengan pengalaman selama melakukan kegiatan kemanusiaan di Karangkobar disarankan kalau IAGI-MGEI dapat segera mengirimkan personilnya untuk membantu tim evakuasi dengan cara:
  • Melakukan rekonstruksi terjadinya bencana longsor sehingga bisa diketahui pergerakan tanah yang terjadi dan kemungkinan terkumpulnya korban dan akhirnya membantu tim SAR lebih efektif untuk fokus melakukan pencariaan didaerah yang sangat memungkinkan didapatkannya korban. Dalam hal ini peta Google Earth dan Peta Lapan sangan membantu untuk merekonstruksi.
  • Melakukan pemetaan kemungkinan gerakan tanah lain disekitar tempat kejadiaan sehingga bisa mengamankan kegiatan evakuasi dari kemungkinan longsor susulan yang bisa membahayakan jiwa para anggota SAR.
  • Melakukan koordinasi dengan badan geologi untuk membantu melakukan upaya peningkatan awareness akan bahaya longsor.
2. Melakukan upaya pembuatan peta potensi longsor pada skala 10 sampai 25 ribu dengan memanfaatkan data yang tersedia diantaranya adalah peta potensi longsor yang dibuat oleh mahasiswa-mahasiswa Unsoed dan UGM yang melaksanakan praktek kerja lapangan didaerah Banjarnegara. 3. Upaya koordinasi dengan badan geologi – PVMBG dan Dinas ESDM Banjarnegara untuk memetakan lebih detail daerah yang sangat rentan akan bahaya longsor dan melakukan upaya mitigasi yang diperlukan 4. Melakukan upaya sosialisasi akan bahaya longsor den meningkatkan kewaspadaan dan upaya sederhana penanggulangan bahaya longsor dengan menganjurkan kepada mahasiswa geologi di Jawa Tengah untuk melakukan kegiatan sosialisasi kewaspadaan bencana longsor yang dihubungkan dengan kegiatan selama KKN.   Karangkobar Desember 2014 Tim IAGI-MGEI Care   -----------------------------------------------   16. Longsor 17. Longsor 18. Longsor 19. Longsor