News Details

  • 29-04
  • 2015

IAGI MENYAPA TAMBORA (1)

Kali ini perayaan ulang tahun IAGI yang ke-55 yang jatuh tanggal 13 April 2015, dirayakan sedikit diluar kebiasaan. Bukan di hotel, bukan di gedung pertemuan, bukan pula di kantor, tetapi dirayakan di puncak Kaldera gunung api Tambora! Mengapa Tambora? Banyak alasan, tetapi yang jelas karena Tambora menyimpan sejarah dahsyat kegeologian gunungapi Indonesia, bahkan dunia. Kita tahu akibat dahsyatnya letusan menyebabkan ‘a year without summer – setahun tanpa musim panas di belahan Eropa’. Perubahan cuaca itu yang konon menyebabkan kalahnya panglima perang Prancis Napoleon Bonaparte dalam Waterloo War lantaran kesalahan Napoleon dalam memperhitungkan perubahan musim ketika mobilisasi pasukan. Letusan Tambora juga menjadi salah satu penyebab maraknya perdagangan opium pada abad 19 di jalur sutra. Yakni ketika survival instinct para petani di pedalaman Asia berusaha tetap hidup dengan mengganti komoditi tanaman reguler yang gagal panen dengan tanaman opium yang tumbuh di daerah ketinggian dimana hulu sungai berasal. Di kawasan lokal, letusan Tambora menyebabkan hilangnya tiga kerajaan besar di pulau Sumbawa yakni Sanggar, Pekat, Tambora, yang tersapu aliran piroklastik. Ribuan orang tewas, begitu pula dengan hewan ternak yang tak tersisa. Kondisi itu secara tidak langsung justru ‘memaksa’ munculnya penemuan sepeda sebagai alternatif transportasi akibat banyaknya hewan ternak pengangkut yang mati kelaparan. Lakey Hu’u Tepat tanggal 11 April 2014, tim IAGI Greets Tambora berkumpul di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, sebagai meeting point. Herryadi Wachyudin bertindak sebagai kordinator perjalanan sebelum diambil alih oleh DR. Agus Budianto dari PVMBG sebagai saintis sekaligus trip leader saat tiba di Tambora. Tepat pukul 14.03, Rombongan mendarat di Bandara Sultan Salahuddin, Bima. Dari Bima, perjalanan kemudian dilanjutkan dengan berkendara ke Dompu, selama kurang lebih tiga jam. Pukul 16.53 Rombongan akhirnya tiba di Hotel Aman Gati, wilayah kecamatan Hu’u, Dompu. Tim disambut oleh rekan rekan dari Vale Eksplorasi yang kebetulan menjadi ‘tuan rumah’ di hotel Aman Gati yang merangkap basecamp utama mereka. Hotel Aman Gati sendiri berada tepat di pinggir pantai Lakey yang terkenal sampai ke mancanegara sebagai tujuan surfing. Gelombangnya terkenal dikalangan surfer mancanegara yang datang ke Indonesia. Malam harinya kegiatan diisi dengan kuliah malam yang dibuka oleh Ketua IAGI, Sukmandaru, kemudian dilanjutkan oleh DR Agus Budianto, DEA, sekaligus sebagai pengantar vulkanologi Tambora sebagai bekal untuk trip esok hari saat hiking di Tambora. Tambora -2DR Agus menampilkan presentasi yang menawan. Para IAGIers akhirnya menjadi lebih paham dengan geologi, stratigrafi, sejarah dan fase letusan letusan gunung api Tambora. Ditambah lagi video animasi dan kisah Tambora yang dikemas Beliau dengan sangat apik, layaknya menonton kisah epic gunung api Pompei ala Hollywood. Pos1. Tanggal 12 April, pagi hari rombongan IAGIers bersiap menuju Doro Ncanga, di kaki Tambora. Doro Ncanga juga sebagai titik awal Pos 1 perjalanan menuju puncak Kaldera Tambora. Ada dua jalur tradisional yang sering dimanfaatkan menuju Kaldera Tambora, via jalur desa Pancasila dan jalur Doro Ncanga. Kali ini IAGIers memilih jalur Doro Ncanga yang relatif lebih mudah ditempuh dengan kendaraan jenis Jeep hingga ke Pos 3 yang berada persis di pinggang Tambora. Pukul 06.33 pagi, rombongan berangkat meninggalkan Hu’u menuju Tambora. Tambora -3Perjalanan ditempuh selama kurang lebih empat jam. Normalnya Hu’u – Doro Ncanga dapat ditempuh tiga jam perjalanan, namun dalam perjalan terdapat beberapa kali persinggahan di kota Dompu guna melengkapi kebutuhan logistik tambahan. Pukul 10.38 rombongan akhirnya tiba di pos 1 Doro Ncanga, sekaligus meeting point dengan tim tambahan dari Kompas TV yang juga ikut bergabung kolaborasi dalam acara Tambora kali ini. Selepas siang, enam buah iring-iringan jeep IAGIers akhirnya bertolak menuju Pos 3 di pinggang Tambora.   Bersambung ke bagian kedua