News Details

  • 29-04
  • 2015

IAGI MENYAPA TAMBORA (2)

Sambungan dari bagian 1 Pit Stop Tambora -4 Sepanjang perjalanan, terdapat beberapa pit stop dimana iring-iringan berhenti 15-20 menit guna mengamati singkapan singkapan vulkanik produk Tambora. DR Agus secara gamblang menjelaskan perbedaan dan sejarah dari tiap tiap singkapan. IAGIers seakan akan diajak untuk bersama sama memasuki alam sejarah perjalanan letusan Tambora melalui rekonstruksi singkapan singkapan yang ditemui sepanjang titik pengamatan.   Pos 3 Sekitar pukul 17.50 rombongan akhirnya tiba di pos 3, pos terakhir sebagai basecamp mendirikan tenda dan rest area sebelum summit attack dinihari esok. Kabut cukup pekat sejak pukul 16.00, jarak pandang sekitar 20 - 30 meter. Sejumlah 12 tenda didirikan untuk menampung rombongan IAGIers. Tambora -5 Sebagian peserta langsung meringkuk dalam tenda berhubung udara dingin yang mulai menusuk kulit. Sebagian lagi masih betah bercengkerama di luar tenda sembari ngopi dan ngobrol. Walaupun sedikit telat, gambing guling dan makan malam akhirnya siap sekitar pukul 22.00. Selepas makan malam, seluruh peserta berisitirahat guna menyiapkan energi buat ‘summit attack’ pada pukul 02.00 dini hari nanti.   Summit Attack 13 April, tepat pukul 02.30 dinihari, rombongan IAGIers bersiap memulai perjalanan menuju puncak kaldera Tambora. Sepanjang perjalanan seluruhnya mendaki dengan slope yang lumayan buat latihan kardio, sama sekali tanpa ada ‘bonus’ dataran. Setelah menempuh perjalanan menanjak sekitar tiga jam, rombongan akhirnya berhasil mencapai puncak Kaldera pada pukul 05.15.   Puncak Kaldera – Last Stop Tambora -7Bibir kaldera Tambora menjadi stasiun pengamatan terakhir dari serangkaian trip Vulkanologi Tambora yang dibawakan oleh DR Agus. Disini beliau menunjukkan beberapa batuan terobosan (dyke), jalur sesar, serta lapisan lapisan batuan vulkanik hasil proses erupsi Tambora. Dahsyatnya ledakan Tambora pada medio April 1815 menyisakan lebar Kaldera yang membuka dengan diameter sekitar 7km! dan kedalaman hampir 1 km. Memangkas ketinggian semula dari 4.000an mdpl menjadi hanya tersisa sekitar 2.851 mdpl. Benar benar peristiwa geologis yang super dahsyat.     Peringatan Ulang Tahun IAGI ke 55 Tepat sesaat setelah matahari terbit menyapa dengan semburat lembayung di ufuk timur, IAGIers berkumpul di bibir Kaldera Tambora, merayakan ulangtahun IAGI dengan penuh kesyahduhan, humble. Semua merasakan betapa kita benar benar tidak punya apapun yang bisa disombongkan dihadapan Tuhan. Manusia diajarkan melalui peristiwa peristiwa alam dahsyat, dan Tambora telah mengajarkan dengan jelas hal itu. Setelah didahului sepatah kata dari Ketua IAGI, tim IAGIers dengan kompak dan penuh rasa kebersamaan bersama-sama menyanyikan PADAMU NEGERI dengan syahdu. Rasa nasionalisme benar benar menyeruak dalam relung hati terdalam. Selanjutnya, acara yang penuh dengan penuh kesederhanaan ini ditutup dengan pembacaan puisi yang berisi untaian kalimat sederhana namun penuh dengan spirit dan pengharapan ke masa depan yang lebih baik sebagai hadiah ultah sederhana untuk IAGI yang ke 55.   Perjalanan Turun Dalam perjalanan pulang, IAGIers menghadapi tantangan yang tidak lebih mudah, yaitu tantangan berat badan yg secara gravitasi bertumpu pada lutut dan kaki ditambah faktor belum sarapan. Namun mereka masih bersemangat untuk lebih peduli terhadap lingkungan dengan aksi nyata pemungutan sampah sepanjang jalur tracking dan pembersihan Pos 3 dan sekelilingnya.   “Selamat Ulang Tahun IAGI yang ke 55, Untuk IAGI yang Lebih Membumi!”   Penulis : Surahmat (Buena Persada)