News Details

  • 24-09
  • 2016

ASPRODITEGI: AKSI MULAI BERGULIR DAN LOMBA LOGO

Yogyakarta, 16-17 September 2016. Menyambung pertemuan terakhir di Jakarta pada 1 Juni 2016, Asproditegi (Asosiasi Program Studi Teknik Geologi Indonesia) melaksanakan pertemuan berikutnya di kampus IST Akprind, Yogyakarta pada 16-17 September 2016. Seperti halnya pada pertemuan 1 Juni 2016, pertemuan di Yogyakarta ini dihadiri oleh lebih dari 20 perwakilan perguruan tinggi dengan Prodi Teknik Geologi. Pertemuan yang dibuka oleh Rektor IST Akprind dan disaksikan oleh Ketua Umum IAGI berjalan dengan penuh semangat. Dua agenda utama pertemuan adalah (1) penentuan dan finalisasi Capaian Pembelajaran (CP) Prodi Teknik Geologi dan (2) pembahasan lambang dan AD-ART organisasi.

Asproditegi yang disepakati pembentukannya pada 1 Juni 2016 akan bekerja sama dengan KNPGI (Komite Nasional Pendidikan Geologi)‘’ – satu komite di bawah IAGI yang selama ini mengurusi masalah pendidikan geologi – mulai bekerja dan menggulirkan kegiatannya.

Sebagai kilas balik (diolah kembali dari tulisan di Berita IAGI edisi cetak, Juni 2016), terbentuknya asosiasi ini berawal pada pertemuan di Universitas Trisakti, Jakarta pada 11 Mei 2015 yang dihadiri oleh 4-5 prodi geologi dan dipimpin oleh Prof. Emmy Suparka. Hasil pertemuan, para peserta sepakat bahwa KNPGI perlu dihidupkan lagi dan dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya di IST Akprind, Yogyakarta dengan difasilitasi IAGI.

Satu bulan kemudian, 13 Juni 2015 dilakukan pertemuan lanjutan di IST Akprind Yogyakarta yang dihadiri 11 prodi geologi dan juga pengurus pusat IAGI. Ada beberapa poin kesimpulan yakni KNPGI harus berperan aktif dalam menyeragamkan kurikulum; lulusan geologi harus memiliki kemampuan dasar geologi dan pemetaan geologi; adanya workshop kajian Profil Lulusan (PL) dan Capaian Pembelajaran (CP) yang standar; pengkajian kurikulum oleh tim anggota komisi KNPGI; dan diskusi tentang : prodi geologi atau teknik geologi.

Berikutnya dilakukan pertemuan di Balikpapan bersamaan dengan PIT IAGI yang diikuti delapan prodi geologi pada 6 Oktober 2015. Hadir pula Prof. Emmy Suparka dan mantan ketua umum IAGI Prof. Lambok Hutasoit. Hasilnya semakin konkret di antaranya segera membentuk asosiasi prodi dan membahas kurikulum berbasis KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia); membahas mata kuliah yang sama/mirip pada beberapa perguruan tinggi; teknis kurikulum tentang jumlah SKS inti dan kuliah wajib dalam kurikulum; dan lain-lain.

Dari serentetan proses itulah kemudian terlaksana pertemuan 1 Juni 2016. Dari 33 prodi yang ada di seluruh nusantara, 23 prodi mengikuti pertemuan ini, sehingga bisa dikatakan merupakan pertemuan antar prodi geologi terbesar yang pernah terselenggara.

Menurut ketua panitia pertemuan Burhanudinnur, kegiatan ini bertujuan untuk menyepakati PL dan CP Program Studi Teknik Geologi untuk Strata-1, Strata-2, dan Strata-3 sesuai Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Pendidikan Tinggi  yang kemudian menjadi Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang diatur dalam Peraturan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015.

‘’Kesepakatan tentang PL dan CP tidak untuk penyeragaman kurikulum atau mata kuliah Prodi Teknik Geologi,’’ kata Burhan. Karena, lanjutnya, masing-masing perguruan tinggi mempunyai visi dan misi masing-masing. Kesepakatan CP dan PL ini sebagaimana diatur oleh pemerintah salah satunya untuk memberikan standar minimal capaian pembelajaran untuk prodi teknik  geologi sesuai levelnya. Level mencerminkan gradasi kemampuan kerja. Dalam deskripsi KKNI Prodi S1 setara dengan level 6, S2 setara dengan level 8 dan S3 mempunyai level 9.

Tujuan kedua dari pertemuan adalah membentuk asosiasi prodi teknik geologi, sesuai dengan kebutuhan dalam penyusunan CP dan PL dalam SNPT.  Musyawarah pembentukan asosiasi dipimpin oleh Mohamad Syaiful (Ketua Bidang Pendidikan Geologi PP IAGI). Hasilnya, disepakati wadah bernama Asosiasi Prodi Teknik Geologi Indonesia disingkat Asproditegi.  ‘’Peserta musyawarah sepakat mengangkat saudara Burhanuddinun dari prodi geologi Universitas Trisakti menjadi ketua Asproditegi periode 2016-2019,’’ kata Syaiful.

Dalam kepengurusan, Burhanuddin didampingi Sri Mulyaningsih sebagai sekretaris dan Lizmawati sebagai bendahara. Kemudian untuk prodi S1 dikoordinir oleh Salahuddin Hussein dan Aswan; Prodi S2 dikoordinir Zulfaida Zakaria dan Prasetyadi; Prodi S3 dikoordinir Agung Harijoko; sedangkan kegiatan antar prodi untuk kegiatan lapangan dan laboratorium dikoordinir Asri Jaya dan Arifuddin Idrus.

Ada beberapa program yang menjadi pekerjaan rumah pengurus baru Asproditegi. Program jangka pendek seperti dikatakan Burhan adalah menyelesaikan formula awal CP dan PL hasil workshop menjadi CP dan PL yang siap untuk dikonsultasikan dengan Dikti, dan penyelesaian administrasi organisasi. Program selanjutnya mulai merintis kerja sama dalam kegiatan lapangan, penelitian sampai publikasi ilmiah baik oleh antar mahasiswa atau antar dosen antaranggota Asprotegi.

Pada pertemuan 16-17 September 2016 pokok bahasan mulai mengerucut. Salah satu yang menjadi bahan rekomendasi adalah diumumkannya lomba pembuatan logo Asproditegi. Informasi rinci tentang lomba ini dilampirkan di bawah artikel ini.

Daftar pendukung pendirian Asproditegi adalah sebagai berikut.

  1. Institut Teknologi Medan - Sumatra Utara
  2. Universitas Jambi - Jambi
  3. Universitas Sriwijaya - Palembang
  4. Universitas Pakuan - Bogor
  5. Universitas Trisakti - Jakarta
  6. Universitas Pertamina - Jakarta
  7. Universitas Indonesia - Jakarta
  8. Institut Teknologi Bandung - Bandung
  9. Universitas Padjajaran - Bandung
  10. Universitas Soedirman - Purwokerto
  11. Universitas Diponegoro - Semarang
  12. Universitas Gadjah Mada - Yogyakarta
  13. Universitas Pembangunan Nasional Veteran - Yogyakarta
  14. STTNAS – Yogjakarta
  15. IST Akprind -Yogyakarta
  16. ITATS - Surabaya
  17. Universitas Negeri Gorontalo - Gorontalo
  18. Universitas Halu Oleo - Kendari
  19. Universitas Hasanudin - Makasar
  20. Universitas Mulawarman - Samarinda
  21. Institut Sains dan Teknologi TD Pardede - Medan
  22. Universitas Papua - Manokwari

Terbentuknya Asproditegi bagi IAGI merupakan langkah maju dari program kerja KNPGI. ‘’Nantinya IAGI akan menjadi partner Asproditegi’’, kata Ketua Umum IAGI Sukmandaru Prihatmoko yang hadir membuka acara pertemuan bersejarah 1 Juni 2016 ini. Dengan begitu kelak akan tercipta hubungan yang kuat antara kalangan profesi (IAGI) dan pendidikan (Asproditegi).

Selain itu, bagi IAGI, terbentuknya organisasi baru ini juga diharapkan bisa lebih mensosialisasi kan keberadaan IAGI di kampus-kampus. Karena kenyataannya selama ini keberadaan IAGI masih belum tersosialisasi dengan baik di berbagai perguruan tinggi, terutama di wilayah Indonesia timur (AP/ SP)

flyer-asproditegi-2016-yogya

Foto bersama peserta Pertemuan Asproditegi, 16-17 September 2016 di Yogyakarta

peserta-pertemuan-asproditegi-2016-yogya