News Details

  • 11-11
  • 2016

KODE KCMI HADIR DI PERTEMUAN TAHUNAN CRIRSCO

Jaipur - India, 8 November 2016, Semua mata memandang tampak terkejut saat saya menyampaikan bahwa tujuan dibuatnya kode KCMI adalah menggantikan standar asing yang selama ini diacu di Indonesia. Walau hal ini sebenarnya tersirat pada paragraf kedua dalam kata pengantar Kode KCMI 2011, rasa terkejut para hadirin pada pernyataan tegas dan terbuka saya tersebut masih jelas terlihat. Pandangan mata terkejut tersebut perlahan melunak dan menjadi pemakluman setelah saya menambahkan bahwa kedatangan investor dan praktisi tambang asing lain mulai era 2000an yang datang terutama dari China, India, Rusia dan negara-negara lain di luar praktisi tambang konservatif dari Australia, Amerika Utara termasuk Kanada dan Eropa yang masuk di sejak pertama kali tambang diperkenalkan di Indonesia di era orde baru, telah menyebabkan praktik-praktik dan pelaporan penambangan di negara masing-masing dibawa ke dalam negeri dan lebih lanjut menyebabkan kekacauan informasi hasil eksplorasi, sumberdaya mineral dan cadangan bijih bagi Indonesia yang sangat memerlukan informasi tersebut guna menginventorikan kekayaan mineral dan batubara di Indonesia. Dengan mengacu pada standar buatan Indonesia, kode KCMI, diharapkan keteraturan informasi tersebut dapat terlaksana. Lebih lanjut, saya menambahkan bahwa kode KCMI juga didesign paling tidak memenuhi standar minimum pelaporan teknik yang diacu secara internasional. Hal ini dijaga agar kehadiran kode ini jangan sampai justru merupakan titik lemah pada hubungan industri pertambangan dengan lembaga keuangan dan pemerintah Indonesia yang sedang membutuhkan pertumbuhan pertambangan yang sehat dengan dukungan keuangan dalam negeri dan memberikan manfaat ekonomi dalam kerangka lingkungan dan sosial yang baik bagi masyarakat Indonesia.

crirsco-2016-foto1 Figure 1. Misi Komite Bersama KCMI yang dibentuk oleh IAGI-MGEI dan PERHAPI

Dengan tujuan di atas, delegasi Komite Bersama Komite Cadangan Mineral Indonesia (Kombers KCMI), dengan dukungan surat tugas dari Ketua IAGI dan Ketua Perhapi hadir dan mempresentasikan misi, sejarah, perkembangan dan rencana Kombers KCMI serta diakhiri dengan penandatanganan “Memorandum of Understanding” yang dilakukan oleh Ketua Kombers KCMI dengan Ketua CRIRSCO (“Committee for Mineral Reserves International Reporting Standard”) di pertemuan tahunan komite tersebut yang diadakan di Kota Jaipur, negara bagian Rajasthan, India pada tanggal 7 dan 8 November 2016 yang baru lalu. Seperti terlihat dari penjelasan nama CRIRSCO, Komite ini memang bertujuan memberikan acuan CRIRSCO (“CRIRSCO template”) international untuk standar pelaporan mineral reserve, termasuk di dalamnya mineral resource dan pelaporan hasil eksplorasi. Kriteria dasar dimulai dari 3 pilar transparansi, materialitas dan kompetensi, serta kriteria tingkat keyakinan geologi serta tingkat keyakinan teknis dan ekonomis digunakan pada acuan tersebut. Selain, kriteria, komite juga memberikan penjelasan detil mengenai persyaratan kompeten person (“Competent Person”), organisasi profesional pertambangan yang mandiri dan pengaturan disiplin terhadap kompeten person dan organisasi profesionalnya agar tetap berada pada atau di atas standar minimum kualitas pelaporan hasil eksplorasi, mineral resource dan cadangan bijih yang diharapkan. Hingga saat ini, 10 negara sudah menjadi anggota CRIRSCO yaitu Amerika Serikat, Canada, Austalia, Uni Eropa, Afrika Selatan, Chile, Brazil, Rusia, Kazhakstan dan Mongolia. Disamping delegasi anggota, beberapa delegasi peninjau turut hadir. Delegasi peninjau yang hadir dalam acara tersebut adalah India (juga sebagai tuan rumah), China, Indonesia dan Filippina. Kode KCMI, system Kompeten Person Indonesia (Sistem CPI) dan implementasinya, sesuai dengan misi kombers KCMI, diarahkan untuk memenuhi acuan CRIRSCO agar menjadi kode pelaporan di Indonesia yang diterima secara internasional. Dalam rangka mempersiapkan pemenuhan kriteria tersebut, delegasi Indonesia hadir pada acara tersebut. Delegasi kombers KCMI dipimpin langsung oleh DR. Chairul Nas, ketua komite bersama dan didampingi oleh wakil IAGI yang diwakili oleh ketua MGEI, Arif Zardi Dahlius dan wakil Perhapi Jimmy Gunarso serta dua ketua komite Implementasi KCMI Perhapi dan IAGI, Andre Alis dan Swamidharma

crirsco-2016-foto2

Figure 2 Delegasi Indonesia bersama Peter Stoker, (Representative CRIRSCO). Foto Ki-Ka: Swamidharma, Andre Alis, Peter Stoker, Chairul Nas dan Arif Zardi Dahlius. Delegasi lain, Jimmy Gunarso bertindak sebagai pengambil gambar

Pada pertemuan dua hari tersebut, delegasi Indonesia diberi kesempatan melakukan pemaparan dua kali. Pemaparan pertama dilakukan secara informal di Lobby hotel The Lalit, Jaipur, di depan delegasi anggota CRIRSCO. Berbagai pertanyaan dilakukan secara intensive pada pemaparan pertama ini dan secara umum dapat memberikan pemahaman yang memuaskan kepada delegasi anggota CRIRSCO tersebut. Pemaparan kedua dilakukan pada ruang pertemuan secara berurutan mulai dari India, China, diikuti Indonesia dan diakhiri oleh Filippina. Dari pemaparan wakil India dan China, secara umum menggambarkan bahwa mereka menemukan hambatan yang cukup besar karena standar pelaporan pada 2 kedua negara tersebut sangat berbeda dengan acuan CRIRSCO. Sementara, pada negara tetangga kita, Filippina, permasalahan utama berasal dari belum terciptanya kesepakatan dari berbagai organisasi profesional pertambangan di negara tersebut. Untuk Indonesia, Kode pelaporan, sistem kompeten person dan pelaksanaannya sudah ada dan sudah berjalan. Analisa jenjang (“gap analysis”) perlu dilaksanakan untuk memetakan posisi kita pada acuan CRIRSCO. Apabila masih dijumpai kekurangan, maka CRIRSCO akan memberikan masukan dan bantuan pada kita hungga terpenuhi. Melihat dari pemaparan antar delegasi peninjau, menurut pandangan kami, Indonesia memiliki hambatan paling kecil dan berpeluang untuk menjadi anggota CRIRSCO ke sebelas.

crirsco-2016-foto3

Figure 3 Pemaparan Informal di Lobby The Lalit. Photo Ki-Ka: Mr. Ian Goddard, Mr. Roger Dixon, DR. Harry Parker, Mr. Peter Stoker, Mr. X (Chile), Mr Ken Lomberg, Mr. Ian Douglas, Bp. Yoseph Swamidharma, Mr. Neil Wells, Bp. Andre Alis dan Bp Jimmy Gunarso

crirsco-2016-foto4

Figure 4 Pemaparan Formal di Ruang Pertemuan, Auditorium Mining Engineers Associassion of India, Jaipur, Rajasthan, India

crirsco-2016-foto5

Figure 5 Penandatanganan Memorandum of Understanding Kombers KCMI dan CRIRSCO dilakukan oleh DR. Chairul Nas dan Mr. Ian Goddard

Dari acara pertemuan tahunan CRIRSCO di Jaipur ini, jalan telah terbuka untuk Indonesia agar mencapai tujuan antara, yi. menjadi anggota CRIRSCO dan menuju tagar Kode KCMI diterima secara international dan tidak menjadi titik lemah dalam hubungan segitiga industri pertambangan, lembaga keuangan dan pemerintah Indonesia. Walaupun terbuka lebar, jalan ini cukup terjal dan membutuhkan kerja keras dalam Kombers KCMI. Ditambah lagi, Kombers KCMI ditawarkan untuk menjadi tuan rumah pertemuan tahunan CRIRSCO di Indonesia tahun 2017 sambil dalam rangka merayakan penerimaan keanggotaan Indonesia dalam CRIRSCO. Tugas berat bagi kombers KCMI di sisa tahun 2016 dan di tahun 2017. Dengan semangat hari pahlawan, 10 November hari ini, marilah kita ikrarkan dukung pada kombers KCMI demi sang merah yang pemberani dan dengan kesucian sang putih. Selamat hari pahlawan, selamat pahlawan merah putih masa kini.

Salam, Yoseph C. A. Swamidharma