Banda Aceh, 11 Maret 2017. Aceh memiliki keunikan geologinya tersendiri. Sejak
Devonian (400 jt tahun lalu) hingga kini, bumi Aceh bergerak dinamis, membawa baik berkah maupun potensi bencana bagi warganya. Pemahaman dan pembelajaran geologi termasuk melalui geowisata diharapkan akan dapat mengharmoniskan kontradiksi antara upaya "
pemanfaatan" dengan "
konservasi" sumberdaya geologi Aceh.
Seminar dan diskusi setengah hari tentang potensi
geowisata Aceh diadakan oleh HMTG Unsyiah di gedung Mahkamah Syari'ah Aceh. Acara ini dilaksanakan sekaligus sebagai acara pengukuhan SM (
Seksi Mahasiswa) IAGI dan MAGI Unsyiah, Banda Aceh. Topik ini dikupas habis oleh 3 pakar geowisata dari Badan Geologi dan MAGI (
Masyarakat Geowisata Indonesia): Dr. Heryadi Rachmat, Oki Oktariadi dan Parpar Priatna. Ketum IAGI, Sukmandaru Prihatmoko, bergabung mengawali diskusi dengan topik "tektonik, geologi regional dan potensi sumberdaya kebumian Aceh".
Sore harinya sertijab dan pelantikan Ketua Pengda Aceh dilaksanakan bertempat di kantor Dinas ESDM Aceh. Dr. Faisal Adriansyah (Ketua Pengda 2014-2017) telah menyelesaikan tugasnya, dan digantikan oleh Dr. Joni R. Akhmad untuk kepengurusan Pengda 2017-2019 yang terpilih melalui pemilu Pengda bulan lalu. Acara disaksikan oleh para anggota IAGI Aceh bersama Kadis ESDM Propinsi Aceh (Dr. Akmal Husain) dan Ketua Umum PP-IAGI.
Sebenarnya banyak obyek wisata yang bisa digarap dengan sentuhan "
geo" di berbagai pelosok bumi Aceh ini. Pengda IAGI Aceh dan SM IAGI Unsyiah diharapkan mampu membedah potensi ini dan menggarapnya untuk kemaslahatan bersama. (SP)
Foto 1. Seminar Potensi Geowisata Aceh
Foto 2. Pembukaan Seminar Geowisata Aceh
Foto 3. Peserta Seminar Geowisata Aceh
Foto 4. Pengukuhan SM IAGI Unsyiah, Banda Aceh
Foto 5. Sertijab dan pelantikan Pengda IAGI Aceh
Foto 6. Pose bersama Pengda IAGI Aceh setelah acara sertijab
Foto 7. Ramah tamah dengan Pengda IAGI Aceh semalam sebelum acara
(0) Daftar Komentar